Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Ekologi Rumput laut




Sahabat semua yang saya Cintai,..Postingan ini saya akan membicarakan Sekilas rumput laut, ya sekedar berbagi, semoga ada manfaatnya....
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa  Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dan berpotensi besar untuk pengembangan industri perikanan berbasis rumput laut. Pada saat ini pengembangan industri rumput laut masih menjadi salah satu program revitalisasi Kementrian Kelautan dan Perikanan, karena komoditas rumput laut memberikan kontribusi dan penyumbang devisa negara terbesar setelah komoditas udang dan tuna.

Pengembangan industri rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Hal ini disebabkan karena tehnik pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,, sehingga usaha tersebut dapat dilakukan secara masal. Disamping itu permintaan terhadap rumput laut dan produk olahannya baik di pasar domestik maupun internasional selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.      

Dalam rangka peningkatan nilai tambah serta nilai jualnya, maka pengembangan usaha budidaya rumput laut, harus diikuti dengan pengembangan industri pengolahannya. Pada kegiatan penyuluhan materi perikanan kali ini pengembangan teknologi pengolahan rumput laut menjadi berbagai jenis olahan yang berbasis rumput laut harus dikembangkan selaras dengan perkembangan budidayanya.  . 

Potensi  sumberdaya rumput laut diperairan  Indonesia cukup besar dan kebutuhan akan produk olahannya, baik di dalam maupun diluar negeri cukup tinggi. Sampai saat ini hasil produksi rumput laut sebagian besar di ekspor dalam bentuk kering dan hanya sebagian kecil saja yang diolah menjadi alginat ,karagenan dan agar agar. Selain diekspor dalam bentuk kering, karagenan.alginat dan agar agar, rumput laut juga dapat diolah menjadi berbagai makanan siap saji seperti manisan, dodol, cendol, nata de seaweed, selai, pudding, permen jelly ,dll.
Pada Sistim pemberian  Materi Penyuluhan perikanan pengolahan rumput laut merupakan materi yang digunakan oleh penyuluh sebagai pelaku utama dalam menyelenggarakan penyuluhan materi hasil perikanan dan pengolah rumput laut sebagai pelaku usaha dalam mengikuti program penyuluhan pengolahan rumput laut.  
Sebenarnya postingan ini kita akan membagi topik sehingga sistimnya dapat dimengerti karena akan berkaitan antara satu dengan lainnya.
Namun disini kita coba dulu untuk memahami tentang Potensi, Distribusi, dan Klasifikasi Rumput laut.
 A. Potensi,Distribusi dan Klasifikasi Rumput laut

1 Biologi dan Ekologi Rumput Laut                 
Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor faktoroseanografi. (Fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut), serta jenis substart dasarnya. Untuk pertrumbuhannya rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Perkembang biakan rumput laut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina (generatif) serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan konjugatif.          

Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis seperti Eucheuna sp dan Hypnea sp  yang juga disebut carrageenophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut karagenan, Glacelaria sp dan Gelidium sp  yang juga disebut agarophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Sementara Sargassum sp  yang disebut juga alginophyte menghasilkan metabolit primer yang disebut alginat. 
2. Wilayah Sebaran Rumput Laut di Indonesia.
       
Suatu karunia Tuhan YME yang patut disyukuri, bahwa dua pertiga dari wilayah Indonesia berupa laut. Berbagai potensi biota laut terkandung didalamnya, diantaranya adalah algae ( ganggang laut). Gulma laut atau rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara botani karena dipakai untuk dua kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga ("ganggang").           

Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat hidup diatas substrat pasir dan karangmati. Di beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, gulma laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, gulma laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, gulma laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera utara dan Aceh/Nanggroe Aceh Darussalam

 Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii   dan Gracilaria spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya gulma laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu,Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi,Maluku Pulau Lombok  dan Papua.         

Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis penting di Indonesia, tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang tumbuh alami ( wild stock) terdapat di hampir seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai rataan terumbu karang. Sedangkan sebaran rumput laut komersial  yang dibudidayakan hanya terbatas jenis Eucheuma dan Glacelaria. Jenis Eucheuma dibudidayakan di laut agak jauh dari sumber air tawar, sedang Glacelaria dapat dibudidayakan dilaut dekat dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas yang sesuai berkisar antara 15 – 25 per mil.  Lokasi budidaya Eucheuma tersebar diperairan pantai di beberapa Kepulauan Riau,Bangka Belitung,Lampug selatan, Pulau Panjang (Banten) Pulau Seribu, Karimun Jawa ( Jawa tengah) Selatan Madura,Nusa dua,Nusa Lembongan dan Nusa Penida (Bali) , Lombok barat,Lombok tengah (Teluk Ekas) Sumbawa,Larantuka Teluk Maoumere, Sumba,Alor,Kupang, P Rote,Sulawesi utara, Gorontalo,Bualemo,Bone Bolango, Samaringa (Sulawesi tengah) Sulawesi tenggara, Jeneponto, Takalar,Selayar, Sinjai dan Pangkep ( Sulawesi selatan); Seram Ambon, dan Aru (Maluku), Biak serta Sorong.Sementara untuk budidaya Glacelaria dalam tambak tersebar luas di daerah daerah serang (Banten) Pantai Utara Jawa  (Bekasi,Karawang,Subang Cirebon,Indramayu Pemalang, Brebes,  dan Tegal). Sebagian pantai utara Jawa timur ( Lamongan dan Sidoarjo) untuk derah di luar pulau Jawa hampir di semua perairan tambak Sulawesi selatan dan Lombok barat serta Sumbawa..  Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574 juta ton dan rumput laut sudah menjadi komoditas unggulan dan menjadi penyumbang utama produksi perikanan budidaya. (KKP,2010)  Untuk menopang salah satu produk unggulan ini, maka hal hal yang harus diketahui adalah pengenalan  jenis rumput laut yang ada di Indonesia serta penanganan sampai menjadi produk setengah jadi atau rumput laut kering.

3.  Klasifikasi Rumput Laut Komersial dan Produk Olahannya
a. Euecheuma    
®        Divisio      :   Rhodophyta    
®        Kelas        :   Rhodophyceae    
®        Bangsa     :  Gigartinales    
®        Suku         :   Solierisceae    
®        Marga       :   Euecheuma   
®        Jenis         : E. spinosum dan E cottonii



Gambar 1: E.cottonii                                Gambar 2: E.spinosum


Nama  untuk jenis  ini  nama dagangnya lebih dikenal adalah E ,cottonii , ciri cirinya  Yaitu thalus silindris, permukaan yang licin, cartilageneus    (menyerupai tulang rawan/muda), berwarna hijau terang, hijau olive dan coklat kemerahaan. Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,ditumbui nodulus (tonjolan tonjolan), duri lunak tumpul untuk melindungi gametangia. Percabangan bersifat alternates ( selang seling), tidak beraturan, serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua dua), atau trichotomus (system percabangan tiga tiga).   Habitat rumput laut ini memerlukan sinar matahari untuk proses foto sintesis. Oleh karena itu rumput laut ini hanya hidup didaerah lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih dapat menembus kedalaman air. Di alam jenis ini hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni dan indikator jenisnya  hidup di rataan terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang atau benda keras lainnya.  Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus deras dengan salinitas (kadar garam) yang stabil yaitu berkisar 28 -34 per mil. Oleh karena itu rumput laut ini baik jika tumbuh jauh dari muara sungai.

b. Hypnea sp      
Divisio      : Rhodophyta    
®        Kelas        : Rhodophyceae    
®        Bangsa     : Gigartinales    
®        Suku         : Hypneaceae    
®        Marga       :  Hypnea    
®        Jenis         : Hypnea sp


Gambar 3: Hypnea sp

c. Glacelaria    
®        Divisio      : Rhodophyta
®        Kelas        : Rhodophyceae    
®        Bangsa     : Gigartinales
®        Suku         : Glacelariaeceae    
®        Marga       :  Glacelaria    
®        Jenis         : Glacelaria gigas                        
®        Glacelaria verrucosa                      
®        Glacelaria lichenoides

Gbr 4. G. gigas           Gbr 5 :G. verrucosa          Gbr 6:G.lichenoides

 Habitat rumput laut jenis ini pada umumnya dapat hidup sampai 300 – 1000 m dari pantai, salinitas air berkisar 15 – 30 per mil dengan suhu air berkisar antara 20 -28 ◦C kedalaman air 0.5 – 1 m dengan kondisi air jernih sehingga sinar matahari mampu menembus ke dalam air. Oleh karenanya jenis rumput laut ini sebaiknya dekat dengan muara sungai.

d. Gelidium      
Divisio      : Rhodophyta   
®        Kelas        : Rhodophyceae    
®        Bangsa     : Gilidiales     S
®        uku           : Gelidiaceace
®        Marga       :  Gelidium     
®        Jenis         : Gelidium sp



Gambar 7:  Gelidium sp

e. Sargassum     Divisio      : Rhodophyta    
®        Kelas        : Phaeophyceae    
®        Bangsa     : Fucales    
®        Suku         : Sargassacaceae   
®        Marga       : Sargassum    
®        Jenis         : Sargassum polyfolium


Gambar 8 : S. Polifolium                      Gambar 9: S. crassifolium

 Rumput laut coklat jenis Sargassum adalah rumput laut yang mempunyai cabang seperti jari, dan merupakan tanaman yang berwarna coklat, berukuran relatif besat, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat. Bagian tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radikal serta dilengkapi dengan bagian bagian untuk pertumbuhan ( Atmadja et al, 1996)       
Thalus berbentuk silindris atau gepeng percabangannya menyerupai tanaman perdu di darat, daun melebar, lonjong atau seperti pedang, mempunyai gelembung udara ( bladder), umumnya hidup soliter dan panjangnya dapat mencapai 7 m. Rumput laut ini tumbuh di perairan yang terlindung ataupun dapat juga diperairan yang berombak besar pada habitat berkarang, atau pada bongkahan karang  (Kadi dan Atmaja, 1988).  Di perairan Indonesia terdapat 28 spesies yang berasal dari 6 genus.

Add caption

Gambar 10. Diagram klasifikasi rumput laut komersial dan produk  Olahannya

  
Untuk diketahui, bahwa
Jenis Rumput laut banyak sekali dan terdiri dari beberapa jenis, Sedangkan untuk jenis rumput laut yang potensial  dan tersebar di  Indonesia  pada umumnya adalah
1.       Sargassum sp,
2.       Hypnea sp,
3.       glacelaria sp,
4.       Eucheuma sp
5.       dan Gelidium sp.

Untuk Glacelaria sp memerlukan pertumbuhan dengan salinitas rendah,sedang untuk eucheuma sp memerlukan salinitas yg tinggi.

Jenis potensial ini tersebar diseluruh perairan Indonesia.



Sumber Referensi:
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Badan Pengembangan sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Pusat Pengembangan Penyuluhan Perikanan
Materi Penyuluhan Perikanan